Okee, ini catatan gua yang kedua .
Kok kayaknya gua jarang banget buat tulisan yaak .
Haha
Abis gua ini pemalas sih (bongkar aib sendiri) haha..
Gua malas buka laptop, malas mikir, malas nuangin pikiran lewat tulisan, tapi sebenarnya gua ini berbakat (apaaa iyaaa??).
Impian gua yang belum terwujud sampai sekarang itu adalah bisa masuk sekolah menulis. Yaah , doakan saja kawan-kawan .
J
Well, gua baru selesai mandi, selesai sholat, dan gua baru pulang dari kampus.
Tadi di kampus ada rapat sampai sore, dan selesainya gua langsung pulang naek jazz kuning (baca:angkot).
Saat jazz kuning gua diarahkan sang pengemudi melewati sebuah gedung serba guna, kenapa gua sebut serba guna ? ya karena disana serba bisa dijadikan tempat apa saja sih. Mulai dari tempat seminar, pelatihan, UKM, sampai temu angkatan yang berbuah senioritas, atau bahkan tempat kumpul-kumpulnya mahasiswa saja.
Lanjuuut ..
Saat itu, gedung terlihat ramai , mobil semua banyak banget yang parkir di pinggir jalan.ooh ternyata ada acara wisudanya kampus gua.
Karena agak macet, jadi gua bisa memperhatikan dulu suasana disana .
Yang gua lihat, muka setiap orang disana kayaknya bahagiaaaa bangett . iyalah yaa secara wisuda itu tujuan akhir mahasiswa, dan pasti bahagia banget kalau sudah sampai di tujuan akhir itu. Dan faktanya, banyak orangtua yang mendampingi anaknya disana.
Tapi gua gak berfikir sampai itu aja, apa iya semua wisudawan itu didampingi orangtuanya?
Terus apa iya semua wisudawan itu didampingi orangtua dan diantar pakai mobil mewah?
Karena yang gua lihat, ada tuh sebagian dari mereka yang sedang naik motor, atau bahkan ada juga dari mereka yang sedang menunggu mobil seperti yang gua naikin .
Hmm ..
Miris kan ?
Memang sih gak ada salahnya mau naik transportasi apa saja, tapi apa perasaan mereka saat melihat teman-teman / wisudawan lainnya yang diantar mobil mewah berderet-deret disana, sedangkan mereka sendiri nggak ?
L
Dan gua yakin beberapa dari mereka mungkin sudah nggak punya ayah, ibu, atau keduanya, dan apa perasaan mereka saat melihat yang lain bisa nunjukkin hasil akhir mereka buat orangtua dengan bangganya sedangkan mereka nggak?
L
Saat yang bersamaan, sepasang bapak-ibu, -entah bapak-ibunya siapa, yang jelas buka punya gua, cup!- naik angkot yang gua tumpangin. Mereka kelihatan sudah tidak muda lagi, mungkin usianya lebih dari 50 tahan, gua lihat sang bapak megang buku wisuda –buku kenangan kali yaaa- dan buku apaa gitu yang gua yakin bawanya nggak ringan. Terus sang ibu bawa toga dan jas wisuda, gua yakin banget itu punya anaknya, tapi anaknya kemanaa ?
Mmm mungkin anaknya lagi foto-foto bareng kali ya, atau mungkin punya urusan penting yang harus diselesaikan .(positive thinking aja)
Dari situ gua berfikir betapa hebatnya sosok orangtua, huh, gua tersentuh banget dan langsung ingat orangtua dirumah .
Pengorbanan orangtua memang nggak akan pernah terkalahkan, mulai dari kecil merawat kita, nyekolahin kita sampai masuk kuliah dan akhirnya wisuda sepertti itu.
Bayangkan, berapa semua pengorbanan mereka kalau dihitung per tahun, per bulan, per hari, atau bahkan per jam ?
Nggak kehitung kaaan ?
Makanya gua salut banget melihat orangtua yang usianya sudah mulai renta tapi masih gigih memperjuangkan anaknya, mengorbankan apa saja asal anaknya bahagia, yang lebih salutnya lagi bagi mereka yang rela datang jauh-jauh dari desa buat melihat anaknya diwisuda, tanpa mobil mewah, baju mehal dll.
Tapi gua yakin, saat mereka melihat anaknya di wisuda itu paasti ada kebanggan tersendiri yang juga nggak bisa dihitung oleh apapun.
Huuuft, gua berkali-kali menghembuskan nafas saat nulis ini, soalnya gua jadi kebayang orangtua gua di Lampung –semarang lampung jauh lagi-.
Sekarang gua sadar dan maunya tobat gitu biar bisa ngebanggain mereka, karena sampai sekarang rasanya gua belum bisa ngasih apa-apa buat mereka.
Tapi pasti besok-besok bertingkah lagi. hahahaha
Gua Cuma bisa nyusahin, bikin pikiran mereka, minta uang melulu, nggak pernah nurut kalau disuruh mijit .hehe
Dan satu lagi, gua nggak bisa jadi apa yang mereka mau.
Okee, mungkin bukan ‘nggak’ tapi ‘belum’ dan gua percaya itu, mudah-mudahan air mata ibu-bapak gua saat melahirkan gua bisa terulang kembali saat nanti gua bisa jadi suatu kebanggan yang mereka miliki. AIR MATA BAHAGIA amiiiiiiin ….
Hah, tuh kaaan .gua kalo udah nulis pance deeeh (baca: panjang cerita). Haha maaf yaaa.
Ini hanya tulisan yang gua maksud agar bisa memotivasi diri sendiri, mungkin orang lain yang baca ini, mudah-mudahan .
Intinya,. Semua kasih sayang orangtua itu memang nggak bisa ditandingi, sekuat dan sehebat apapun kita, tanpa ridha orangtua mungkin kekuatan dan kehebatan itu tidak akan bertahan.
J